Khitan Atau Sunat, Perlukah?

Switch to Bahasa Inggris
laki mempunyai kulit yang menutupi ujung penis yang biasa disebut dengan kulup Khitan atau Sunat, Perlukah?
Saat lahir anak pria mempunyai kulit yang menutupi ujung penis yang biasa disebut dengan kulup. Khitan atau sunat atau juga disebut sirkumsisi (circumcision) yaitu pembedahan dan operasi ringan untuk membuka dan menghilangkan sebagian atau seluruh potongan preputium (prepuce, foreskin, kulup, kulit yang melingkupi glans penis/kepala penis).

Sirkumsisi mempunyai riwayat panjang, bahkan sebelum masehi sudah ditemukan catatan prakteknya di Mesir. Praktek ini berlangsung terus hingga sekarang, namun menjadi topik kontroversi hangat semenjak sekitar 20-an tahun lalu. Apakah benar sirkumsisi bermanfaat atau justru tidak ada gunanya?

Khitan atau sunat tidak harus dilakukan ketika bayi tetapi sanggup dilakukan nanti ketika anak mulai tumbuh pintar balig cukup akal dan biasanya berbeda-beda berkaitan dengan tingkat pertumbuhan emosi dan perkembangan jiwa masing-masing anak. Indikasi khitan dilakukan pada usia dini/bayi/neonatal umumnya yaitu alasannya yaitu phimosis/fimosis, dimana preputium/kulup tidak sanggup ditarik ke belakang untuk membuka seluruh potongan kepala penis. Lapis potongan dalam preputium menempel pada glans penis, sehingga ketika preputium ditarik, glans penis tidak sanggup terbuka seluruhnya. Selama tidak terjadi gangguan dalam berkemih atau gejala peradangan dan masih sanggup diobservasi.
Diharapkan, secara perlahan perlekatan akan menghilang sesuai perkembangan usia.

Perlu diketahui bahwa ketika lahir hanya 4% bayi yang preputiumnya sudah sanggup ditarik mundur sepenuhnya sehingga kepala penis terlihat utuh. Selanjutnya secara perlahan perlekatan itu berkurang. Sampai usia 1 tahun, masih 50% yang belum sanggup ditarik penuh. Berturut-turut 30% pada usia 2 tahun, 10% pada usia 4-5 tahun, 5% pada usia 10 tahun, dan masih ada 1% yang bertahan hingga 16-17 tahun. Dari kelompok terakhir ini, ada sebagian kecil yang bertahan secara persisten hingga pintar balig cukup akal bila tidak ditangani.

Phimosis sanggup terjadi secara bawaan semenjak lahir, sanggup juga terjadi kemudian. Penyebab yang sering yaitu abses pada kawasan glans penis dan preputium (balanitis) yang meninggalkan jaringan parut. Selanjutnya preputium menempel ke glans penis pada jaringan parut tersebut.

Di samping mempunyai arti khusus recara rohani dan alasan religius, secara ilmiah dan medis, khitan mempunyai banyak manfaat, antara lain:
• Manfaat medis
o Secara pribadi akan mengurangi resiko anak terkena UTI (Urinary Tract Infection/infeksi jalan masuk kemih). Menurut American Academy of Pediatrics, bila pada tahun pertama bayi dikhitan hanya akan mempunyai kemungkinan 1 banding 1.000 terkena abses jalan masuk kemih dibanding yang tidak dikhitan yaitu 1 banding 100.
o Mengurangi resiko terkena kanker penis, meskipun kejadiannya sangat jarang.
o Resiko yang lebih rendah terkena penyakit menular seksual, termasuk HIV (tentunya pada orang dewasa).
o Mencegah terjadinya abses kulup.
o Mencegah terjadinya fimosis.
o Untuk kepentingan kesehatan genital anak dan ketika pintar balig cukup akal nantinya.
• Alasan sosial. Seringkali anak yang tidak disunat akan merasa berbeda dengan teman-teman lainnya ketika pintar balig cukup akal dan semoga anak tidak merasa rendah diri alasannya yaitu perbedaan tersebut.
• Alasan Agama. Meski tidak diwajibkan untuk agama tertentu (diwajibkan dalam agama Islam dan Yahudi) tetapi telah menjadi akad umum bahwa khitan sangat berafiliasi dekat dengan agama seseorang.

Umur ketika menjalani khitan atau sirkumsisi ini, gotong royong tidak ada hukum pasti. Sekarang bahkan banyak dilakukan sirkumsisi pada neonatal usia 1-2 hari. Alasannya, lebih dini lebih baik untuk mencegah UTI pada usia dini. Sekaligus, pada usia tersebut pasien juga lebih kooperatif.

Previous Post Next Post