Kerutan di dahi jadi menunjukan problem kesehatan? (Foto: iStockphoto)
Liputan6.com, Jakarta Bukan cuma tanda penuaan, kerutan di dahi ernyata sanggup meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Hal ini dinyatakan dalam sebuah penelitian terbaru.
Melansir dari New York Post pada Rabu (29/8/2018), para ilmuwan menemukan bahwa mempunyai kerutan di dahi yaitu tanda peringatan dini problem jantung yang mematikan. Mereka mengklaim, alur dahi yang cukup dalam berarti ada penumpukan plak lemak.
Penelitian yang dipresentasikan di konferensi European Society of Cardiology ini menemukan, orang remaja dengan dahi kerutan sepuluh kali berisiko meninggal lebih muda dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kulit halus. Studi ini diikuti oleh 3.221 petugas medis Perancis selama 20 tahun dengan menilai penampilan mereka.
Peneliti menunjukkan nilai nol yang berarti tidak ada kerutan dahi, sementara skor tiga berarti "banyak kerutan yang dalam."
Peneliti utama Yolande Esquirol mengatakan, kerutan di dahi yaitu bendera merah untuk arteri yang tersumbat, yang dikenal dengan atherosclerosis. Kondisi ini membatasi fatwa darah dan oksigen ke organ vital dan meningkatkan risiko pembekuan.
"Semakin tinggi skor kerutan Anda, semakin banyak risiko ajal kardiovaskular meningkat," kata Profesor Kesehatan di University Hospital of Toulouse di Perancis tersebut pada konferensi di Munich.
Kritik mengatakan, penelitian ini disebut sanggup bikin dahi mengerut (Istockphoto)
Kritik mengatakan, penelitian ini disebut sanggup bikin dahi mengerut (Istockphoto)
Peneliti di studi tersebut mengklaim, hal tersebut mempermudah kita untuk mendeteksi wacana penyakit jantung yang akan menyerang seseorang.
"Anda tidak sanggup melihat atau mencicipi faktor risiko menyerupai kolesterol tinggi atau hipertensi. Hanya dengan melihat wajah seseorang menunjukkan tanda, kami sanggup menunjukkan saran untuk menurunkan risiko," kata Esquirol.
Dia mengatakan, keriput bukan hasil dari kerja keras atau gaya hidup yang penuh tekanan. Mereka timbul kemungkinan lantaran disebabkan oleh perubahan yang sama, yang menjadikan pembuluh darah menjadi tersumbat, menyerupai kerusakan sel dan protein.
Menurut Profesor Jeremy Pearson dari British Heart Foundation, penelitian ini sendiri sebetulnya menjadikan orang mengerutkan dahi.
"Mungkin kerutan sanggup memberi tahu kita lebih banyak daripada yang kita pikirkan wacana kesehatan jantung. Namun menghitung garis tidak akan menggantikan tes untuk faktor risiko yang dipahami dengan baik, menyerupai kolesterol tinggi dan tekanan darah," kata Pearson mengkritik.
Giovani Dio PrasastiGiovani Dio Prasasti - liputan6.com
Tags
kesehatan